Aku Tidak Pernah Melakukannya!
Abu ‘Imrân al-Jûny berkata,
“Ada seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang menghalalkan segala cara, tidak mau tunduk terhadap larangan agama. Suatu ketika, ada sebuah keluarga Bani Israil yang berusaha mengirimkan seorang wanita mereka kepadanya untuk menagih sesuatu, namun orang itu berkata kepadanya (wanita tersebut),
‘Tidak akan aku berikan kecuali bila kamu mau merelakan dirimu padaku.’
‘Tidak akan aku berikan kecuali bila kamu mau merelakan dirimu padaku.’
Lalu wanita itu pergi keluar, kemudian keluarganya berusaha lagi. Akhirnya, wanita itu kembali lagi kepadanya, sembari berkata, ‘Tolong berikan barang tersebut kepada kami.’
Orang itu menjawab, ‘Tidak akan aku berikan kecuali kamu mau merelakan dirimu padaku.’
Lantas wanita itu pulang namun keluarganya berusaha lagi lalu mengutusnya kembali. Dan ketika wanita itu datang, dia kembali mengatakan hal yang sama kepadanya. Maka, wanita itu berkata kepadanya, ‘Terserah kamu!’
Dan tatkala orang itu sudah berduaan dengannya, tiba-tiba wanita itu meronta-ronta seperti orang yang kemasukan setan. Lalu dia berkata kepadanya, ‘Ada apa denganmu?.’
‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam ini. Aku belum pernah sekalipun melakukan perbuatan ini!’ jawab wanita itu.
‘Kamu saja takut kepada Allah dan tidak mau melakukannya sementara aku melakukannya???’ Aku berjanji kepada Allah tidak akan kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang pernah aku lakukan dahulu.’
Lalu Allah mewahyukan kepada salah seorang Nabi Bani Israil bahwa si fulan sudah masuk dalam daftar catatan Ahli Jannah (Surga).”
(SUMBER: al-Maw’id:Jannât an-Na’îm karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimy, hal.92)
www.alsofwah.or.id
Kisah Seorang Yang Masuk Surga Padahal Belum Shalat Satu Raka’atpun
Tatkala Rasulullah mengadakan pengepungan terhadap beberapa benteng Khaibar, datang seorang penggembala yang berwajah hitam bersama kambing-kambing gembalaannya. Dia bekerja dengan orang-orang Yahudi di benteng itu sebagai orang upahan. Lalu dia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, paparkan kepadaku apa itu Islam.” Lantas beliau memaparkannya secara panjang lebar, maka orang itu pun masuk Islam.
Tatkala sudah masuk Islam, dia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini seorang upahan yang bekerja pada pemilik kambing-kambing ini sebagai amanat bagiku. Apa yang seharusnya aku perbuat.?”
Beliau menjawab, “Lemparkan pasir ke wajah-wajahnya, pasti ia akan kembali lagi ke tuannya.” Maka, si penggembala berkulit hitam ini mengambil segenggam kerikil, lalu melemparkannya ke arah wajah kambing-kambing tersebut seraya berkata, ‘pulanglah ke tuan kalian, demi Allah, aku tidak akan pernah sudi lagi menemani kalian.” Maka kambing-kambing itu pun pergi secara bergerombolan seakan ada orang yang menggiringnya hingga semuanya masuk ke benteng itu.
Setelah itu, si penggembala maju ke arah benteng itu untuk ikut serta berperang bersama kaum Muslimin namun dia terkena lemparan batu keras yang kemudian merenggut nyawanya, padahal dia belum sempat shalat untuk Allah walaupun satu raka’at.
Kemudian jenazahnya dibawa ke samping Rasulullah SAW., dalam kondisi tertutup dengan pakaian yang terlilit. Lalu beliau yang ketika itu bersama sebagian para shahabatnya menoleh ke arahnya kemudian berpaling. Mereka lantas berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau berpaling darinya.?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya dia sekarang bersama isterinya, bidadari cantik yang sedang menggerak-gerakkan badannya untuk menghilangkan debu yang menempel.”
(SUMBER: Mi`ah Qishshah Wa Qishshah, karya Muhammad Amîn al-Jundy, Juz.II, h.19-20)